Minggu, 15 Juni 2008

Akan Lenyapnya “Syurga” Kami….

Ibarat melempar kancing baju,begitulah kemudahan mendapatkan berjenis-jenis ikan di sungai Brang Rea, airnya jernih dapat diminum untuk memupus dahaga setelah bekerja di hutan. Sumber makanan disediakan oleh hutan lebat yang mengelilingi Desa Rarak-Ronges dan sekitarnya di Kecamatan Brang Rea Kabupaten sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat

Desa yang saat ini kelihannya asri sumber kehidupan berlimpah-ruah serta menjadi hutan lindung di ibaratkan bagaikan ‘syurga’ akan di ambil kandungan alamnya yang sangat berharga bagi masyarakat setempat oleh sang kapitalisme dunia yang bernama INDOTAN, tapi anehnya pemerintah daerah ( PEMDA ) & DPR hanya diam saja dan terkesan membiarkan harta milik masyarakat KSB di ambil begitu saja oleh orang asing, memangnya mau di jadikan apa bumi PARIRI LEMA BARIRI INI…? KSB bukan miliknya Bupati sumbawa Barat dan juga bukan pula miliknya ketua DPR tapi KSB ini milik masyarakat KSB seutuhnya, tinggal menghitung hari Indotan akan resmi beroperasi, apakah masyarakat yang berada di daerah lingkar tambang nantinya bisa lagi menghirup udara segar dan menikmati hasil alamnya seperti biasa dan melihat indanya panorama hutan sekitar ?

Jikalau nantinya pt.indotan akan beroperasi, akan terjadi kekeringan yang akahirnya menyengsarakan rakyat serta sedikit demi sedikit kekayaan alam yang dulunya mudah didapatkan akan sulit sekali ditemukan bahkan tidak menutup kemungkinan tidak akan di dapatkan lagi karena telah di porak poranda oleh sang kapitalis serta orang berkepentingan yang hanya memikirkan perutnya sendiri . Pada saat sekarang ini masyarakat Brang Rea sangat menikmati hasil buminya yang sangat berlimpah-ruah, akankah kenikmatan itu tetap akan dirasakan setelah hadirnya indotan ?

Bukan hanya hasil alam yang berlimpah ruah tidak akan kita temukan lagi, tapi yang perlu kita perhatikan adalah akan hadirnya budaya baru disekitar kita yang akan memprihatinkan bagi kita semua, karena nantinya kita jarang sekali menemukan budaya kita sendiri yang sudah menjadi ciri khas masyarakat kita dan turun temurun dari generasi ke generasi. Mengapa hasil alam kita berikan kepada orang lain sementara kita hanya mendapatkan secuil dari apa yang mereka dapatkan dan membiarkan budaya kita dilenyapkan oleh budaya orang lain, betapa gobloknya kita membiarkan semua ini terjadi terutama pemerintah daerah dan DPR KSB.

KSB nantinya akan menjadi kota mati/hantu terutama daerah lingkar tambang karena setelah pihak asing tidak lagi membutuhkan atau mereka telah kenyang atas hasil bumi kita maka mereka akan pergi begitu saja bagaikan kacang lupa pada kulitnya tanpa mempedulikan lagi tempat mereka makan tadi, dan generasi yang berikutnya tidak akan lagi melihat keindahan alam yang dulunya sangat memanjakan mata ketika memandang, semuanya akan tiada karena kesalahan pihak berkuasa negeri ini yang tidak mau memperhatikan rakyat kecil dan memanfaatkan status yang mereka miliki dan menikmati hasilnya bersama- bersama sanak famili untuk berpoya-poya, dan seakan mereka tertawa melihat rakyat kecil menderita.

MANAJEMEN KESUKSESAN

Kesuksesan dalam konsep manajemen qolbu adalah bagaimana kita secara konsisten dapat terus melakukan pembersihan hati di sepanjang kehidupan. Kita harus ingat bahwa faktor kunci keberhasilan agar kita bisa bertemu dengan Allah SWT adalah kebersihan hati atau qolbun saliim. Jadi, puncak kesuksesan bermuara pada kebersihan hati. Lalu, wahana pembersih hati adalah tekad (niat) yang kuat.
"Sesungguhnya amal perbuatan itu pasti mengandung niat dan setiap orang akan memperoleh apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya ditujukan kepada Allah dan Rasul-Nya, berarti hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya…" (H.R. Bukhari-Muslim).
Ya, kita tidak bisa meremehkan tekad atau kemauan karena ini ibarat generator yang menggerakkan aktivitas positif kita. Sebuah lampu mampu untuk menyala terus-menerus jika ada listrik yang mengalir. Listrik akan mengalir hanya jika generator dihidupkan. Jadi, kalau diumpamakan bahwa kita bisa saja punya kemampuan. Namun, kemampuan itu tidak akan berfungsi manakala tidak ada yang menggerakkannya.
Jadi, pada dasarnya kita sebenarnya mampu untuk salat tahajud dan saum Senin-Kamis.
Namun, terkadang kita tidak punya tekad untuk melaksanakannya, kita tidak punya penggerak untuk itu. Kita sebenarnya mampu untuk mengubah diri kepada yang lebih baik, tetapi kita tidak punya tekad untuk itu. Tekad adalah kunci pertama untuk menggerakkan sesuatu. Lalu, tekad juga menjadi kunci terciptanya sikap istiqomah dalam perilaku.
Dengan demikian, seseorang bisa membersihkan hati apabila dia terus-menerus memperbaiki keadaan dirinya yang dirasakan memiliki banyak kekurangan. Ilmu memahami diri ini berbanding lurus dengan tekad. Semakin keras upaya-upaya yang dilakukan seseorang untuk menyelusuri siapa dirinya, tentulah tekad untuk memperbaiki diri semakin besar pula. Lalu, semakin besar tekad tersebut maka semakin besar pula kadar ilmu pemahaman diri yang dimiliki.
Ada sebuah fenomena bahwa kini banyak orang yang lebih suka menyibukkan diri untuk memahami sesuatu di luar dirinya. Mereka kurang berkonsentrasi untuk memahami dirinya sendiri. Seberapa banyak sebenarnya kita menuntut ilmu –misalnya menghadiri pengajian, mendengarkan radio, melihat acara-acara di televisi, dan bersekolah menuntut ilmu yang tinggi– yang kemudian berdampak pada penguatan tekad kita untuk memahami diri kita? Apakah kita benar-benar, setiap hari, bersedia memahami diri kita? Inilah pentingnya ilmu mengenali diri. Dari sinilah kemudian lahir apa yang menjadi tahapan ketiga upaya membersihkan hati.

Selasa, 10 Juni 2008

BERANI KARENA BENAR

Kita jangan takut berkata salah kalau yang kita rasakan itu memang benar, karena toh kita ini bukanlah anak lonteh yang di canpakkan oleh para menteri dan penguasa negeri ini, yang hanya bisa menyengsarakan rakyat kecil seperti aku dan masih banyak lagi yang lebih sengsara karena keserakahan penguasa negeri ini.